Fkmsb.com – Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi manusia, tanpa dipungkiri hal tersebut perlu niat yang baik dan benar dalam mencarinya, hal yang harus diperhatikan dalam mencari ilmu itu perlu disiapkan sedari awal. Hal itu disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar RKH. Hasbullah Muhammad.
Beliau menyampaikan penting ada niat yang baik dan benar untuk memulai pelajaran. Diantaranya niat untuk mensyukuri akal, menurutnya bersyukur yang beliau maksud adalah dengan menggunakan akal untuk membiasakan muthalaah pelajaran yang didapat.
“Kebanyakan orang sukses bukan karena yang mempunyai IQ lebih besar, melainkan orang yang biasa tetapi rutin dalam mengulang-ulang pelajarannya,” dauhnya saat memberikan sambutan dalam acara penutupan pentas santri di Banyuanyar, (19/7/22).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut beliau menceritakan disaat para santri mengaji ke almarhum RKH. Muhammad Syamsul Arifin, santri saat itu banyak mengulang pelajaran di kamarnya masing-masing sesaat selesai mengikuti kajian dari beliau.
“Oleh sebab itulah tidak disarankan untuk menumpuk maklumat (pengetahuan), harus mengamalkan dan mengulang-ulang pelajaran, jangan kalian setelah belajar di sekolah langsung ditinggalkan, minimal dibaca tiga kali. Ada yang lebih baik dengan ikrar-nya (mengulangnya) lebih banyak,” tutur beliau.
Beliau bahkan memberikan gambaran untuk muthalaah setiap pelajaran hingga lima kali, keesokannya jadi empat kali, hari berikutnya tiga kali, hari berikutnya dua kali dan hari berikutnya satu kali, begitupun pelajaran lainnya setiap hari. Sebab itulah beliau tidak menyarankan untuk belajar kebut, yaitu belajar semalam suntuk hanya untuk menghadapi ujian keesokan harinya.
Selanjutnya beliau memaparkan niat mencari ilmu berikutnya dengan berniat menghilangkan kebodohan, menurutnya para sahabat dulu untuk tau satu hadits saja itu harus menempuh perjalanan selama sebulan.
“Ada satu sahabat menempuh perjalanan satu bulan, disiapkan unta, lalu berangkat, sebulan kemudian datang untuk menyampaikan hadits yang sudah dihafal selama perjalanan,”
Beliau berpesan yang terpenting adalah untuk mengamalkan ilmu. Al-ilmu lil amal, ilmu adalah untuk diamalkan , semakin tinggi ilmunya, semakin tawadhu orang itu. “Ibarat padi, semakin berisi, semakin berisi, maka nunduk (semakin menunduk).” pesannya.
Disamping itu beliau juga menganjurkan untuk banyak berdo’a, lebih-lebih di waktu malam ketika selesai shalat tahajud. Diceritakan saat naik mobil dengan abahnya, Alm. RKH. Muhammad Syamsul Arifin berpesan, “been mun adu’a ka Allah areah ting mareh tahajud (tenga malem) areah cek mustajappah (kamu kalau berdo’a kepada Allah itu saat selesai shalat tahajud, itu waktu paling mustajab).” tutupnya.